Tulisan ini merupakan catatan pemasangan installasi Debian Sid menggunakan debootstrap dari ArchLinux per Februari 2015.

Debootstrap adalah Debian bootstrap. Paket debootstrap tidak ada dalam repo ArchLinux melainkan dalam Arch User Repository (AUR). Pasang debootstrap menggunakan AUR wrapper semisal yaourt.

yaourt -S debootstrap

Lakukan debootstrap.

sudo debootstrap --arch=amd64 --variant=buildd --no-check-gpg sid /tmp/_sid http://kambing.ui.ac.id/debian  

Perintah di atas akan memasang sistem debootstrap Debian Sid 64 bit sekaligus paket build-essential ke map /tmp/_sid. Cermin yang digunakan adalah http://kambing.ui.ac.id dengan mengabaikan gpg.

Setelah sistem debootstrap lancar dipasang, kaitkan virtual file system agar sistem debootstrap terhubung ke hardware.

mount --bind /dev/ /tmp/_sid/dev
mount -t proc /proc /tmp/_sid/proc
mount -t sysfs /sys /tmp/_sid/sys

Sistem debootstrap yang terpasang belum memadai untuk pemakaian desktop computing, karenanya kita perlu memasang aplikasi-aplikasi yang diperlukan agar kegiatan berkomputasi menyenangkan.

Kaitkan resolv.conf host agar sistem debootstrap dapat menggunakan koneksi internet host.

mount --bind /etc/resolv.conf /tmp/_sid/etc/resolv.conf

Tentukan /etc/hosts bagi sistem debootstrap.
Sunting berkas /tmp/_sid/etc/hosts:

nano /tmp/_sid/etc/hosts

Dan isikan baris berikut dengan –misal– hosts/hostname adalah sid:

127.0.0.1 localhost
127.0.1.1 sid

# The following lines are desirable for IPv6 capable hosts
::1     localhost ip6-localhost ip6-loopback
ff02::1 ip6-allnodes
ff02::2 ip6-allrouters

Tentukan juga nama host:

echo sid > /tmp/_sid/etc/hostname

Sistem debootstrap perlu mengenali dimana ia dipasang dan kandar mana sajakah yang terhubung padanya. Untuk inilah guna filesystem table dalam /etc/fstab.

Untuk mudahnya, fstab disalin dari sistem yang kini sedang dipakai.

cp /etc/fstab /tmp/_sid/etc

Pastikan untuk menyunting sesuai keadaan sistem yang baru. Kesalahan dalam langkah ini akan menyebabkan sistem gagal boot karena bootloader tidak mampu menemukan root sistem. Rujuk manual fstab untuk rinciannya.

Agar sistem yang kita pasang lebih ramping, baiknya kita matikan saran (package recommendations) dari APT hingga paket yang dipasang adalah hanya paket inti.

Gunakan penyunting teks untuk membuat berkas /etc/apt/apt.conf.d/10recommends:

nano /tmp/_sid/etc/apt/apt.conf.d/10recommends

Dan isikan rules berikut:

APT "";
APT::Install-Recommends "false";

Rules di atas membuat APT hanya memasang paket yang diminta tanpa menyarankan paket (yang dianggap) mendukung. Jika tetap menginginkan rekomendasi dari APT, jalankan APT dengan switch -r.

Sistem debootstrap secara asali akan merujuk debian.org sebagai cermin (mirror). Cermin paket akan sangat bergantung pada letak geografis, semakin dekat ia dengan kita maka semakin cepat laju pengunduhan paketnya. Karenanya, baik kita sunting /etc/apt/sources.list agar merujuk kepada cermin di Indonesia, misalnya http://kambing.ui.ac.id.

nano /tmp/_sid/etc/apt/sources.list

Masukan baris repo, misalnya kambing, dengan menambahkan bagian contrib dan non-free:

deb http://kambing.ui.ac.id/debian sid main contrib non-free

Sistem debootstrap telah siap untuk pengaturan lebih lanjut semisal pemasangan aplikasi. Untuk melakukan pengaturan lanjutan ini kita mesti berpindah root dari yang sekarang digunakan (ArchLinux) ke dalam sistem debootstrap. Proses ini dinamakan chroot.

LANG=C chroot /tmp/_sid /bin/bash

Karena ArchLinux dan Debian berbeda $PATH, maka export PATH yang biasa digunakan Debian.

export PATH="/usr/local/bin:/usr/bin:/bin:/usr/local/sbin:/usr/sbin:/sbin:/opt/java/jre/bin:/usr/bin/vendor_perl:/usr/bin/core_perl"  

Mutakhirkan daftar paket:

apt-get update

Pasang paket-paket yang mendasar, misal:

  • policykit-1 untuk mengatur perijinan
  • apt-listbugs agar kita waspada mengenai bug dalam suatu paket
  • locales menyesuaikan bahasa dan penulisan sesuai wilayah
  • aptitude lebih disarankan daripada apt-get
  • nano untuk menyunting berkas
apt-get -q -y install aptitude nano policykit-1 apt-listbugs locales

locales memerlukan pengaturan lebih lanjut:

dpkg-reconfigure locales

Pilih 146 (en_US.UTF-8 UTF-8) dan 261 (id_ID.UTF-8 UTF-8) Pilih en_US.UTF-8 UTF-8 sebagai default

Pasang paket-paket pembangun graphical user interface (GUI). Saya lebih menyukai GNOME dibanding desktop environment (DE) lain, karenanya kali ini pun akan memasang DE GNOME 3.

Pasang paket pendukung perangkat keras grafik (Xorg) dan firmware radio.

aptitude install xorg xserver-xorg-video-intel xserver-xorg-input-evdev firmware-linux-nonfree firmware-iwlwifi  

Pasang GNOME dan pendukungnya:

aptitude install gnome-shell colord file gdm3 gnome-control-center gnome-session gstreamer1.0-plugins-base gstreamer1.0-plugins-good gtk2-engines-pixbuf hwdata nautilus pulseaudio gnome-terminal gedit iceweasel  

Buat username baru, misal iza.

adduser iza

Buat grup admin.

addgroup --system admin

Tambahkan user yang tadi baru kita buat kedalam grup admin.

addgroup iza admin

Tentukan password bagi root.

passwd root

Cari paket kernel.

aptitude search linux-image

Pasang kernel.

aptitude install linux-image-amd64

Pasang bootloader.

aptitude install grub2 grub-imageboot

Install grub di Master Boot Record (MBR) jika hendak menjadikannya bootloader utama. Install grub di Partition Boot Sector (PBR) jika tidak ingin menjadikannya sebagai bootloader utama.

Sistem debootstrap telah selesai disiapkan. Keluar dari sistem debootstrap.

exit

Lepaskan semua kaitan yang digunakan proses ini.

umount /tmp/_sid/{dev,proc,sys}

Salin semua isi /tmp/_sid kedalam partisi yang telah disiapkan, misal /dev/sda2 yang telah di-mount di /mnt/hdd.

rsync -aAXvh --progress /tmp/_sid/* /mnt/hdd