Install ArchLinux di ThinkPad T520
Setelah kemarin memasang Debian melalui Arch menggunakan cara debootstrap
, ternyata Debian, bahkan Sid, sedang freezing karena semua dev berfokus pada persiapan kelahiran Jessie.
Saya lebih senang mendapatkan paket terkini daripada menunggu sistem stabil, jadi Arch kembali menjadi pilihan. Berikut adalah log pemasangan ArchLinux melalui Debian Sid.
Langkah pertama tentu mendapatkan media untuk pemasangan, bisa berupa berkas ISO atau citra bootstrap. Berkas ISO berukuran lumayan besar dan kita harus tetap melakukan update, jadi daripada membuang bandwidth lebih baik kita mengunduh citra bootstrap
yang berukuran lebih kecil.
Semua langkah di bawah lakukan sebagai root
Salin berkas bootstrap ke tempat sementara, misal /tmp
Kita bisa saja melakukan debootstrap
kedalam sebuah partisi atau sub volume.
Berpindah ke /tmp
dan uraikan (extract) berkas debootstrap
Hasil ekstraksi akan berupa map bernama root.x86_64
. Semua pengaturan akan dilakukan di/ke dalam map ini.
Paket dalam map root.x86_64
hanya berupa paket-paket mendasar dan ada lebih banyak paket yang dibutuhkan untuk membangun sistem operasi yang nyaman bagi komputasi desktop perlu diambil dari internet. Karenanya kita perlu mengatur cermin (mirror) sebagai lumbung paket yang dibutuhkan. Mirror terdekat secara geografis akan memberikan kecepatan unduh terbaik.
Tekan CTRL+W
dan ketik Indonesia
untuk mencari baris mirror dari Indonesia, hilangkan tanda pagar di depan baris mirror yang diinginkan lalu tekan CTRL+O
untuk menyimpan perubahan. Tekan CTRL+X
untuk keluar dari nano
.
Saatnya berpindah root untuk melakukan pengaturan dari dalam sistem bootstrap
.
Saatnya untuk memasang paket dasar sistem. Namun sebelumnya, kita mutakhirkan sistem yang ada.
Kemudian pasang paket dasar dan paket untuk keperluan development.
Buat berkas file system table. Untungnya, Arch memiliki script khusus untuk tugas ini.
Karena kita berada dalam sistem chroot
maka hasil genfstab
memuat juga mountpoint lain dalam sistem yang (kemungkinan besar) tidak diperlukan. Sunting /etc/fstab
:
Cukup sisakan baris yang diperlukan agar sistem lancar di-boot, misalnya root (/)
dan /home
.
Atur bahasa dan lokasi sebelum memasang paket apapun. Jika tidak, proses pemasangan akan dipenuhi komplain bahwa locale
belum diatur dan ada kemungkinan pemasangan paket akan gagal.
Sunting berkas locale.gen
dengan menghapus pagar di depan baris bahasa yang diinginkan. Meski kita berbahasa Indonesia, namun disarankan untuk tetap memilih juga bahasa Inggris; id_ID.UTF-8
dan en_US.UTF-8
.
Untuk pengaturan waktu, jika tidak tahu nama yang pas untuk daerah yang diinginkan, pakai perintah ini:
Cari daerah geografis di mana kita berada dan tentukan sebagai localtime
.
Selanjutnya, atur hardware clock. Disarankan menggunakan UTC
dibanding localtime
.
Tentukan juga nama host
.
Meski menggunakan sistem 64 bit, ada kemungkinan kita perlu memasang paket yang hanya tersedia dalam 32 bit –misal wine
–, karenanya baik kita aktifkan lumbung multilib
.
Hapus pagar di depan baris repo multilib
.
Mutakhirkan database lokal menggunakan perintah:
Sebelum membuat akun user biasa, beri akun root sebuah password.
Kemudian, buat akun user biasa yang akan digunakan, dalam contoh user adalah iza
.
Tentukan juga kata kunci bagi user yang baru dibuat ini:
Beri user baru ini kemampuan sudo
agar dapat melakukan pekerjaan yang membutuhkan hak root. Install paket sudo
:
Jalankan visudo
untuk memasukkan user ke dalam daftar sudoer
.
Hapus pagar di depan baris:
Bekerja dengan terminal akan lebih dimudahkan dengan bantuan bash-completion
yang akan auto-completing perintah dan nama paket.
Pasang boot loader. Karena sistem ini hanya berupa bootstrap
dan tidak terletak dalam suatu partisi, kita hanya perlu memasang paket bootloader saja tanpa perlu menginstall boot loader ke boot sector partisi atau disk.
Install grub
:
Buat berkas konfigurasi grub
.
Pasang X
untuk dukungan grafis
Pasang driver VGA. Karena ThinkPad saya ini hanya memiliki integrated VGA dari Intel, maka:
Laptop juga memerlukan driver masukan semacam touchpad:
Pasang Desktop Environment. Berikut cara memasang GNOME sebagai DE.
Terdapat dua grup untuk GNOME, yaitu gnome
dan gnome-extra
. Pastikan gnome
dipasang, gnome-extra
hanya berupa paket tambahan. Jika menginginkan sistem yang lebih ramping, alih-alih memasang paket gnome-extra
, kita dapat memilih untuk hanya memasang paket yang diperlukan saja.
Aktifkan layanan yang diperlukan, misal login manager dan network manager.
Pemasangan sistem Arch dengan DE Gnome telah selesai dan siap disalin ke dalam partisi yang telah disiapkan. Saatnya keluar dari sistem bootstrap
.
Salin semua isi /tmp/root.x86_64
ke dalam partisi yang telah disiapkan, misal /dev/sda2
yang telah di-mount di /mnt/hdd
.
Mutakhirkan grub.cfg
host –dalam hal ini Debian Sid– agar mengenali sistem operasi Arch
Atau jika hendak menjadikan grub Arch sebagai loader utama, kita perlu melakukan chroot
ke dalam partisi Arch dan memasang ke disk grub dari sana.
Keluar dari sistem bootstrap
dan hidupkan ulang komputer untuk menjajal sistem anyar.